RNews - Proses seleksi menteri secara tertutup yang dilakukan oleh presiden dan wakil presiden terpilih oleh rakyat yang tertipu Joko Widodo alias Jokowi-Jusuf Kalla menuai kritik. Namun bagi Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Ahmad Basarah, setiap presiden di Indonesia memiliki gaya masing-masing saat memilih susunan kabinetnya.
Jokowi, kata dia, lebih memperhatikan aspek psikologis para kandidat. Jangan sampai ini berdampak bagi yang bersangkutan bila tidak terpilih.
"Mungkin pak Jokowi melihat model rekrutmen calon menteri seperti yang dulu pernah dilakukan yaitu bersifat terbuka, dilihat, dan dinilai rakyat. Salah satu dampak negatifnya adalah ketika calon menteri itu tidak terpilih, maka psikologis sebagian besar kan tidak baik," ujar Basarah di Gedung DPR, Jakarta, Senin 13 Oktober 2014.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan di MPR RI mengatakan hal terpenting dalam proses pemilihan calon menteri adalah menghasilkan figur yang memenuhi kriteria dan harapan presiden.
"Jadi jangan dibawa kepada satu cara berpikir yang negatif bahwa cara itu bersifat tertutup dan terjadi politik transaksional. Saya kira tidak dalam perspektif itu. Ini konsekuensi dari revolusi mental. Calon menteri itu yang diperlukan adalah integritasnya," tegas dia.
Profesional
Ditemui secara terpisah, Wakil Ketua DPR Fadli Zon berharap presiden terpilih Joko Widodo bisa memenuhi janjinya untuk melahirkan kabinet yang profesional.
"Jadi jangan sampai mengulang orang tidak punya kapasitas disitu, sehingga merugikan presiden sendiri," kata dia.
.Terkait proses rekrutmen yang dilakukan secara tertutup, politisi Partai Gerindra itu mengatakan bahwa hal itu adalah hak prerogatif Jokowi.
(Fahmi 99)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !