RNews - Pejabat BUMN yang sudah menjadi TSK masih tetap menjabat di BUMN strategis.
"apa tidak ada Putra Putri terbaik Indonesia lainnya yang mampu berada di posisi tersebut?" ujar Anggota Komisi VI yang tidak mau disebut namanya kepada Realitasnews Rabu, (08/04/15) di Senayan.
Salah satu perhatian kami di Komisi VI, kasus yang melibatkan Tommy Soetomo (TS) Direktur Utama PT Angkasa Pura I. Meskipun sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi Pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran, TS beserta kroni - kroninya malah tetap dibiarkan menjabat dan mengambil keputusan strategis untuk proyek-proyek bandara yang diduga penuh dengan indikasi mark up harga dan korupsi.
Indikasi ini harusnya segera ditangani secara serius dan diungkap ke publik oleh BPK dan Kejaksaan Agung, karena sudah banyak pengaduan masyarakat terkait isu negatif terjadi, Jika hal ini dibiarkan terus menerus, dikhawatirkan akan menular ke BUMN - BUMN lain, ".bisa hancur negeri kita ini"
"Kalau pemerintah tidak mampu mengatasi kondisi yang sangat memprihatinkan di BUMN strategis ini, maka jangan salahkan lagi jika Rakyat yang akan turun ke jalan melakukan demo", tambahnya.
Himbauan untuk Kejaksaan Agung agar jangan tebang pilih dalam mengungkap kasus korupsi, jangan hanya karena "teman main" TS dengan inisial DPT sama-sama pendiri Nasdem dan mantan kader Hanura yang melakukan lobby, maka kasus korupsi Pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran di PT. Angkasa Pura I berhenti begitu saja.
Anggota Komisi VI tersebut juga mengomentari, bahwa semestinya BPK harus lebih jeli dan peka dalam melakukan audit pada semua proyek-proyek yang dilaksanakan AP I atau BUMN strategis lainnya. Begitu banyak komentar miring masyarakat dan pelaku bisnis yang lalu lalang di bandara berkomentar tentang buruknya hasil pekerjaan kontraktor plat merah di Bandara Ngurah Rai Bali. Padahal menurut informasi yang beredar, hampir 3 Triliun uang negara digunakan untuk pembangunan proyek tersebut.
Tommy Soetomo sudah selayaknya malu dan berkaca dengan status hukumnya saat ini. Yang lebih mencengangkan lagi Hendra Liem (HL) yang juga jadi tersangka kasus Pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran di AP I ternyata masih diberikan pekerjaan pengadaan Handling Baggage System (HBS) di Ngurah Rai Airport.
Menurut informasi yang beredar HBS ini sering terkendala teknis (rusak-red) dan selentingan berita ada indikasi korupsi juga karena barang yang dipasang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang minta oleh AP I.
Sungguh ironis, di saat pemerintah mendengung-dengungkan anti korupsi, malah ada pejabat negara yang sudah ditetapkan sebagai TSK korupsi masih dibiarkan memimpin sebuah BUMN yang strategis. Kita tunggu apa yang akan dilakukan Bu Menteri BUMN terhadap anak buahnya yang "nakal dan tidak tahu malu" (Nezza-02)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !