Headlines News :
Home » , » Wow, Jokowi Punya Tradisi Garong Uang Rakyat

Wow, Jokowi Punya Tradisi Garong Uang Rakyat

Written By Unknown on Jumat, 05 September 2014 | 15.40

RNews - Rakyat telah tertipu pencitraan Jokowi yang seolah-olah suci, namun sepandai pandainya bangkai itu disimpan pasti akan tercium juga.

saat Joko menjadi Walikota Solo pun ternyata juga terdengar kasus korupsinya, Warga Solo Ali Usman mengungkapkan keluh kesahnya mengenai sosok Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, Jokowi telah merampok uang rakyat sejak di Solo.

Sayangnya kata dia, Jokowi seolah-olah bersih dari korupsi. Padahal dugaan korupsi di Solo dinilainya sudah cukup kuat. Oleh karenanya, Jokowi kata dia, telah membuat malu warga Solo, karena sudah melakukan tindak korupsi, namun selalu tampil seolah-olah bebas dari korupsi.

"Kami tidak rela sebagai warga Solo, kami merasa malu, merasa prihatin, karena orang Solo itu sama sekali dilarang berbohong. Apalagi sekarang menggarong uang rakyat, menggarong umat Islam, uang fakir miskin. Saya terpanggil untuk meluruskan ini semua," kata Ali Usman yang juga sebagai pelapor Korupsi BPMKS di Kota Solo tersebut, dalam sebuah perbincangan dengan salah satu TV swasta, (7/8). 

Ia mengaku bersuara mengenai hal ini karena tidak adanya tindak lanjut dari penegak hukum. Pihaknya kata dia, sudah melaporkan kasus dugaan korupsi ini pada tahun 2012 saat Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. 

"Sebenarnya kami melaporkan korupsi ini tahun 2012 sewaktu beliau masih jadi Wali Kota Solo dan mau mencalonkan sebagai Gubernur DKI. Karena kebocoran ini disebabkan korupsi," jelasnya.

Modus korupsi tersebut, jelas dia, dengan memberikan bantuan untuk program-program sosial.

"Padahal di balik program sosial itu, sebenarnya ada praktik menggarong, dengan penggandaan misalnya. Ini juga dilakukan di kartu-kartu sehat, kartu pintar, dan sekarang mau dilakukan di tingkat nasional," jelasnya.

Ia semakin tidak rela jika tradisi Jokowi yang menggarong uang rakyat itu terus berlanjut, bahkan hingga tingkat nasional. 

"Modus operandi ini kami yakini juga dilakukan di Jakarta, dengan kartu-kartu yang sama, dan sekarang mau dilakukan di tingkat nasional. Terus kerugiannya berapa triliun?" tanyanya.    (Fahmi 99)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jumlah Pembaca

 
Support : Copyright © 2011. Realitas News - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Realititas News