Headlines News :
Home » , , » Tommy Suharto Tolak Kenaikan BBM

Tommy Suharto Tolak Kenaikan BBM

Written By Unknown on Minggu, 31 Agustus 2014 | 16.52


RNEWS - Putra bungsu mantan Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, gerah juga menyaksikan polemik rencana kenaikan harga BBM. Tommy turut berkomentar soal rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Menurutnya, ia tak sepakat dengan kebijakan mencabut subsidi BBM yang pasti akan mengakibatkan kenaikan harga bahan pokok, ujungnya akan menambah beban rakyat miskin.

"Mereka selalu membenarkan keputusan yang salah karena telah memiliki lebih," kata Tommy melalui akun Facebook-nya, Ahad, 31 Agustus 2014. "Jangan sok pintar di atas kegelisahan masyarakat karena kebetulan Anda semua berada di posisi beruntung."

Dalam akun bernama Hutomo Mandala Putra itu,  'Pengeran Cendana' itu juga mengaku telah menemui banyak orang yang mengkhawatirkan kelangkaan barang kebutuhan pokok nantinya. Akun berlatar gambar Soeharto yang menjadi imam salat dalam foto hitam-putih itu ia turut komentar.

"Kasihan rakyat negeri ini," kata Tommy, mantan terpidana korupsi dan pembunuhan hakim agung itu. Tommy mungkin tergerak berkomentar karena dirinya pernah lama terlibat dalam bisnis BBM, terutama pengangkutan BBM melalui perusahaannya PT Humpuss Intermoda, yang merajai dan memonopoli jasa kapal pengangkut BBM Indonesia.

Migas Watch menyarankan prioritas penegakan hukum untuk menghindari kenaikan harga BBM. Penegakkan hukum diyakini dapat mencegah kebocoran BBM dan meminimalkan korupsi sektor migas yang mencapai Rp 200 triliun per tahun.

"Pemerintah prioritaskan saja dulu penegakkan hukum di sektor migas. Hanya itu solusi terbaik untuk hindarkan kenaikan harga BBM dan peningkatan beban belanja negara," tegas Wiliam Zaihur, Kepala Divisi Advokasi dan Litigasi Migas Watch, di Jakarta (30/8/2014).

Sebelumnya, Deputi Tim Transisi Jokowi-Jusuf Kalla, Andi Widjajanto, mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi adalah keniscayaan. Tim Transisi, ujarnya, sudah melakukan simulasi kenaikan dari Rp 500-3.000. Simulasi itu juga terkait dengan waktu penaikkan, zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono atau Joko Widodo.

Dari simulasi itu, Andi mengatakan akan diprediksi ekonomi makro Indonesia. "Misalnya inflasi melonjak tinggi Januari, belanja kebutuhan dan proyek pada Desember, Lebaran yang berkaitan dengan liburan sekolah," kata Andi. Simulasi ini menyangkut nilai tukar rupiah, pengetatan BBM misalnya di SPBU jalan tol dan Jakarta, dan simulasi bantalan sosial yang disiapkan.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jumlah Pembaca

 
Support : Copyright © 2011. Realitas News - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Realititas News