Headlines News :
Home » » Melonjak Imigran Gelap Dari China Masuk RI

Melonjak Imigran Gelap Dari China Masuk RI

Written By Unknown on Jumat, 29 Agustus 2014 | 16.33

RNews  -  Maraknya ditemukan warga negara asing keturunan Cina di berbagai kota di Indonesia menimbulkan pertanyaan mengenai status keberadaan mereka di Indonesia. Orang-orang cina tak mampu berbahasa Indonesia ini mudah ditemukan di kawasan Pecinan atau di komplek pemukiman cina seperti di Pluit, Pantai Indah Kapuk, Glodok, Tangerang dan pemukiman sejenis di Medan, Surabaya, bahkan sampai ke kota kecil seperti Anyer, Banten.

Penemuan WNA asal Cina di berbagai wilayah di Indonesia yang luntang-lantung tanpa kejelasan aktivitas akhir-akhir ini terjadi selama dua tahun terakhir. Kebanyakan WN Cina itu ditemukan tidak sendirian, tapi secara berkelompok atau rombongan.

Dari data yang diperoleh, kelompok-kelompok WN Cina itu marak ditemukan di Jakarta, Tangerang, Padang, Medan, Jambi, Palembang, Lampung, Cilegon, Solo, Banyumas, Semarang, Malang, Surabaya, Makassar, dan Pontianak.

Para WN Cina yang tak jelas asal-usulnya ini diketahui sama sekali tak bisa berbahasa Indonesia. Mereka hanya bisa menggunakan bahasa Cina untuk berkomunikasi. Terlihat jelas juga mereka dalam kondisi kebingungan dan linglung.

Tak ubahnya turis asing lain, Para WN Cina itu memiliki paspor dan visa lengkap yang masih berlaku. Namun ternyata mereka bukanlah rombongan turis yang ingin melihat keindahan Bali, Lombok, atau Yogyakarta. Anehnya, mereka sendiri mengaku tak sedang beraktivitas apapun. Selain itu mereka juga enggan menyebutkan tujuan sebenarnya datang ke Indonesia.

"Hasil pendalaman yang kita lakukan, paspor dan visa mereka ada. Izin tinggalnya juga masih berlaku," ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta Djarot Sutrisno, saat memberikan keterangan terkait penemuan 9 WNA tak jelas asal Cina, di Solo, Kamis (28/8).

Meski mereka sama sekali tak dapat berbahasa Indonesia namun yang membingungkan mereka begitu mudah mengontrak sebuah rumah untuk tempat tinggal mereka selama berbulan-bulan, seperti 33 WNA asal Cina yang kedapatan beramai-ramai tinggal di sebuah rumah kontrakan di Jalan Papandayan No 73, Gajah Mungkur, Semarang, Jawa Tengah.

Begitu pula dengan 24 WNA tak jelas asal Cina yang dengan mudah dapat mengontrak sebuah rumah di Jalan Sutoyo, Keranji, Banyumas, Jawa Tengah.

Diketahui, umumnya WNA asal Cina itu memiliki sponsor fiktif di Indonesia. Maraknya temuan ini semakin membuktikan adanya eksodus besar-besaran warga negara asing asal Cina yang sengaja difasilitasi oleh pihak-pihak tertentu dan untuk kepentingan tertentu.

Hasil penyelidikan singkat GebrakNews, WNA Cina ini umumnya tidak dapat berbahasa Indonesia dengan lancar. Mereka hanya dapat mengucapkan sepatah dua patah kata saja. Imigran gelap cina ini sebagian masuk melalui Batam, Tanjung Balai dan Pontianak.

Di Batam. Tanjung Balai dan Pontianak adalah kota pertama (selain Jakarta) yang mereka datangi. Di kota ini imigran gelap asal China daratan ini menginap selama 1-3 bulan di rumah penampungan atau safe house.

Hampir semua imigran asal China ini adalah laki-laki. Mereka umumnya belum menikah atau jika sudah berkeluarga, mereka meninggalkan anak dan istrinya di negara asal mereka, RRC. Selama di rumah penampungan, imigran haram Cina diajarkan bahasa Indonesia sekedar untuk percakapan singkat sehari-hari.

Temuan berikutnya, para imigran gelap cina ini dimodali oleh cukong yang merupakan bagian atau anggota mafia cina. Mereka diberi modal berupa uang dan banyak dipinjami uang untuk membeli tanah dah membukan usaha di kota-kota yang menjadi tujuan mereka.

Di Jakarta, Surabaya dan Medan diperkirakan sedikitnya 1000-2000 imigran gelap asal RRC yang masuk, tinggal dan membuka usaha. Mereka umumnya memulai usaha di kawasan-kawasan pecinan.

Lebih miris lagi, bahkan di kota-kota kecil sekitar Jabodetabek dan Banten, seperti Anyer Kabupaten Serang, jumlah imigran gelap yang masuk dan menjadi warga setempat karena tanpa diketahui tiba-tiba sudah memiliki KTP Indonesia, berjumlah 100-200 orang per tahunnya.   (Fahmi 99)
Share this article :

1 komentar:

  1. bahaya nih,bukan berpikiran negatif tapi mereka mungkin berpotensi membuat tindakan kriminal sprt hipnotis ataupun tindakan kriminal lainnya

    BalasHapus

Jumlah Pembaca

 
Support : Copyright © 2011. Realitas News - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Realititas News