RNews - Terus-menerus
diberitakan bahwa Jokowi ingin menarik Demokrat masuk dalam orbit politiknya.
Jokowi menginginkan Demokrat memperkuat pemerintahannya. Itu nampaknya sangat
sulit. Jokowi mengharapkan Demokrat tidak ikut dalam barisan oposisi 'MERAH
PUTIH''.
SBY sudah 'nek' dengan
Mega yang sudah memutuskan komunikasi, dan selama sepuluh tahun, Mega berada di
luar pemerintahan SBY. Jadi dalam waktu dekat sulit, nampaknya akan ada
rekonsiliasi antara Mega-SBY.
Jadi Jokowi harus
mengambil resiko memikul tanggung jawab sebagai presiden yang terpilih, dan
harus berani menghadapi situasi, tanpa mengaharapkan bantuan atau dukungan
politik dari manapun. Sejak awal Jokowi sudah mengumandangkan dirinya, 'emoh'
tokoh partai politik masuk dalam kabinetnya.
Sementara itu, tokoh
Partai Demokrat mengatakan, "Tidak ada nego-nego," kata Qosasi di
Gedung DPR, Jakarta, Kamis (28/8).
Kosasih menambahkan, SBY
telah menginstruksikan kadernya untuk mengawal pemerintahan Jokowi-JK.
"Partai Demokrat setuju kalau Jokowi ingin menaikkan harga BBM (bahan
bakar minyak)," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan,
berulangkali dalam pertemuan antara SBY dengan Jokowi di Bali, dilansir oleh
media 'begundal' Jokowi disebut-sebut sebagai langkah Jokowi untuk
menarik Demokrat dalam koalisinya. Sementara semua tokoh Demokrat, dari SBY,
Syarif Hasan, dan sejumlah tokoh lainnya, sudah dengan jelas menegaskan
sikapnya, berada di luar pemerintahan Jokowi.
SBY Menolak Permintaan
Jokowi Menolak Kenaikan BBM
Dibagian lain, Presiden
terpilih Jokowi mengungkapkan hasil pertemuannya dengan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) di Bali kemarin. Ia mengakui dirinya meminta kepada Presiden SBY
menaikan harga BBM secepatnya. "Memang secara khusus, saya meminta kepada
presiden SBY untuk menekan defisit APBN dengan menaikkan harga BBM," kata
Jokowi di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (28/8).
Menurutnya, dalam pertemuan
itu Jokowi menyampaikan pandangan-pandangannya soal permintaan kenaikan harga
BBM saat ini, namum SBY menolak permintaan Jokowi untuk menaikan harga BBM pada
pemerintahannya. "Beliau menyampaikan bahwa saat ini, kondisinya dianggap
masih kurang tepat untuk menaikkan BBM. Kira-kira itu jawaban SBY,"
ucapnya.
Jokowi menjelaskan,
kondisi saat ini pemerintah tidak punya pilihan lain kecuali hanya dengan
menaikan harga BBM. Pasalnya postur APBN 2015 yang diajukan pemerintahan
SBY-Boediono sangat tidak menunjang untuk menanggung beban subsidi. "Jangan
sampai kita ini konsumtif, untuk membeli BBM, untuk membeli mobil, untuk
mobil-mobil kita harus mulai merubah dari sebuah konsumsi, menjadi sebuah
produksi itu saja," tandasnya.
Begitulah Jokowi yang
sudah dikampanyekan oleh media-media pendukungnya, dan dikatakan sebagai
merakyat, ternyata hanya akan menjadi 'penindas' rakyat.




pendukungnya harus mendukung dong,,, ^_^
BalasHapus